Kisah Si Pencari Kebenaran,,...
8:43 PM
Sesungguhnya sesiapa yang mencari kebenaran, pasti akan menemuinya. Kisah ini adalah kisah benar pengalaman seorang manusia mencari agama yang benar (hak), iaitu pengalaman Salman Al Farisy
Marilah kita semak Salman menceritakan pengalamannya selama mengembara mencari agama yang hak itu.Dengan ingatannya yang kuat, ceritanya lebih lengkap, terperinci dan lebih terpercaya.seorang sahabat Rasulullah saw.
Marilah kita semak Salman menceritakan pengalamannya selama mengembara mencari agama yang hak itu.Dengan ingatannya yang kuat, ceritanya lebih lengkap, terperinci dan lebih terpercaya.seorang sahabat Rasulullah saw.
Dari Abdullah bin Abbas Radliyallahu 'Anhuma berkata, "Salman al-Farisi Radliyallahu 'Anhu menceritakan biografinya kepadaku dari mulutnya sendiri. Kata Salman, "Saya pemuda Parsi, penduduk kota Isfahan, berasal dari desa Jayyan. Bapaku pemimpin Desa.Orang terkaya dan berkedudukan tinggi di situ.Aku adalah insan yang paling disayangi ayah sejak dilahirkan.Kasih sayang beliau semakin bertambah seiring dengan peningkatan usiaku, sehingga kerana teramat sayang, aku dijaga di rumah seperti anak gadis.
Aku mengabdikan diri dalam Agama Majusi (yang dianut ayah dan bangsaku). Aku ditugaskan untuk menjaga api penyembahan kami supaya api tersebut sentiasa menyala.
Ayahku memiliki kebun yang luas, dengan hasil yang banyak Kerana itu beliau menetap di sana untuk mengawasi dan memungut hasilnya. Pada suatu hari bapa pulang ke desa untuk menyelesaikan suatu urusan penting.Beliau berkata kepadaku, "Hai anakku!Bapa sekarang sangat sibuk.Kerana itu pergilah engkau mengurus kebun kita hari ini menggantikan Bapa.''
Aku pergi ke kebun kami. Dalam perjalanan ke sana aku melalui sebuah gereja Nasrani. Aku mendengar suara mereka sedang sembahyang.Suara itu sangat menarik perhatianku.
Sebenarnya aku belum mengerti apa-apa tentang agama Nasrani dan agama-agama lain. Kerana selama ini aku dikurung bapa di rumah, tidak boleh bergaul dengan siapapun. Maka ketika aku mendengar suara mereka, aku tertarik untuk masuk ke gereja itu dan mengetahui apa yang sedang mereka lakukan. Aku kagum dengan cara mereka bersembahyang dan ingin menyertainya.
Kataku, "Demi Allah! ini lebih bagus daripada agama kami."Aku tidak berganjak dari gereja itu sehinggalah petang.Sehingga aku terlupa untuk ke kebun.
Aku bertanya kepada mereka, "Dari mana asal agama ini?"
"Dari Syam (Syria)," jawab mereka.
Sebenarnya aku belum mengerti apa-apa tentang agama Nasrani dan agama-agama lain. Kerana selama ini aku dikurung bapa di rumah, tidak boleh bergaul dengan siapapun. Maka ketika aku mendengar suara mereka, aku tertarik untuk masuk ke gereja itu dan mengetahui apa yang sedang mereka lakukan. Aku kagum dengan cara mereka bersembahyang dan ingin menyertainya.
Kataku, "Demi Allah! ini lebih bagus daripada agama kami."Aku tidak berganjak dari gereja itu sehinggalah petang.Sehingga aku terlupa untuk ke kebun.
Aku bertanya kepada mereka, "Dari mana asal agama ini?"
"Dari Syam (Syria)," jawab mereka.
Setelah hari senja, barulah aku pulang.Bapa bertanyakan urusan kebun yang ditugaskan beliau kepadaku.
Jawabku, "Wahai, Bapa! Aku bertemu dengan orang sedang sembahyang di gereja.Aku kagum melihat mereka sembahyang. Belum pernah aku melihat cara orang sembahyang seperti itu. Kerana itu aku berada di gereja mereka sampai petang."
Bapa menasihati akan perbuatanku itu. Katanya, "Hai, anakku! Agama Nasrani itu bukan agama yang baik.Agamamu dan agama nenek moyangmu (Majusi) lebih baik dari agama Nasrani itu!"
Jawabku, "Tidak! Demi Allah! Sesungguhnya agama merekalah yang lebih baik dari agama kita."
Bapa khuatir dengan ucapanku itu.Dia takut kalau aku murtad dari agama Majusi yang kami anuti.Kerana itu dia mengurungku dan membelenggu kakiku dengan rantai.
Ketika aku beroleh kesempatan, kukirim surat kepada orang-orang Nasrani minta tolong kepada mereka untuk memaklumkan kepadaku andai ada kafilah yang akan ke Syam supaya memberitahu kepadaku. Tidak berapa lama kemudian, datang kepada mereka satu kafilah yang hendak pergi ke Syam.Mereka memberitahu kepadaku.
Maka aku berusaha untuk membebaskan diri daripada rantai yang membelengu diriku dan melarikan diri bersama kafilah tersebut ke Syam.
Sampai di sana aku bertanya kepada mereka, "Siapa kepala agama Nasrani di sini?"
"Uskup yang menjaga "jawab mereka.
Aku pergi menemui Uskup seraya berkata kepadanya, "Aku tertarik masuk agama Nasrani.Aku bersedia menadi pelayan anda sambil belajar agama dan sembahyang bersama-sama anda."
'Masuklah!" kata Uskup.
Aku masuk, dan membaktikan diri kepadanya sebagai pelayan.
Setelah beberapa lama aku berbakti kepadanya, tahulah aku Uskup itu orang jahat.Dia menganjurkan jama'ahnya bersedekah dan mendorong umatnya beramal pahala.Bila sedekah mereka telah terkumpul, disimpannya saja dalam perbendaharaannya dan tidak dibahagi-bahagikannya kepada fakir miskin sehingga kekayaannya telah berkumpul sebanyak tujuh peti emas.
Aku sangat membencinya kerana perbuatannya yang mengambil kesempatan untuk mengumpul harta dengan duit sedekah kaumnya.tidak lama kemudian dia meninggal. Orang-orang Nasrani berkumpul hendak menguburkannya.
Aku berkata kepada mereka, 'Pendeta kalian ini orang jahat. Dianjurkannya kalian bersedekah dan digembirakannya kalian dengan pahala yang akan kalian peroleh. Tapi bila kalian berikan sedekah kepadanya disimpannya saja untuk dirinya, tidak satupun yang diberikannya kepada fakir miskin."
Tanya mereka, "Bagaimana kamu tahu demikian?"
Jawabku, "Akan kutunjukkan kepada kalian simpanannya."
Kata mereka, "Ya, tunjukkanlah kepada kami!"
Maka kuperlihatkan kepada mereka simpanannya yang terdiri dan tujuh peti, penuh berisi emas dan perak.Setelah mereka saksikan semuanya, mereka berkata, "Demi Allah!Jangan dikuburkan dia!"
Lalu mereka salib jenazah uskup itu, kemudian mereka lempari dengan batu. Sesudah itu mereka angkat pendeta lain sebagai penggantinya.
Akupun mengabdikan diri kepadanya.Belum pernah kulihat orang yang lebih zuhud daripadanya.Dia sangat membenci dunia tetapi sangat cinta kepada akhirat.Dia rajin beribadat siang malam.Kerana itu aku sangat menyukainya, dan lama tinggal bersamanya.Ketika ajalnya sudah dekat, aku bertanya kepadanya, "Wahai guru!Kepada siapa guru mempercayakanku seandainya guru meninggal.Dan dengan siapa aku harus berguru sepeninggalan guru?"
Jawabnya, "Hai, anakku! Tidak seorang pun yang aku tahu, melainkan seorang pendeta di Mosul, yang belum merubah dan menukar-nukar ajaran-ajaran agama yang murni.Hubungi dia di sana!"
Maka tatkala guruku itu sudah meninggal, aku pergi mencari pendeta yang tinggal di Mosul.Kepadanya kuceritakan pengalamanku dan pesan guruku yang sudah meninggal itu.
Kata pendeta Mosul, "Tinggallah bersama saya."
Jawabnya, "Hai, anakku! Tidak seorang pun yang aku tahu, melainkan seorang pendeta di Mosul, yang belum merubah dan menukar-nukar ajaran-ajaran agama yang murni.Hubungi dia di sana!"
Maka tatkala guruku itu sudah meninggal, aku pergi mencari pendeta yang tinggal di Mosul.Kepadanya kuceritakan pengalamanku dan pesan guruku yang sudah meninggal itu.
Kata pendeta Mosul, "Tinggallah bersama saya."
Aku tinggal bersamanya.Ternyata dia pendeta yang baik.Ketika dia hampir meninggal, aku berkata kepada nya, "Sebagaimana guru ketahui, mungkin ajal guru sudah dekat. Kepada siapa guru mempercayai seandainya guru sudah tiada?"
Jawabnya, "Hai, anakku! Demi Allah! Aku tak tahu orang yang seperti kami, kecuali seorang pendeta di Nasibin.Hubungilah dia!"
Ketika pendeta Mosul itu sudah meninggal, aku pergi menemui pendeta di Nasibin.Kepadanya kuceritakan pengalamanku serta pesan pendeta Mosul.
Kata pendeta Nasibin, "Tinggallah bersama kami!"
Setelah aku tinggal di sana, ternyata pendeta Nasibin itu memang baik. Aku mengabdi dan belajar dengannya sehinggalah beliau wafat. Setelah ajalnya sudah dekat, aku berkata kepadanya, "Guru sudah tahu perihalku maka kepada siapa harusku berguru seandainya guru meninggal?"
Jawabnya, "Hai, anakku! Aku tidak tahu lagi pendeta yang masih memegang teguh agamanya, kecuali seorang pendeta yang tinggal di Amuria.Hubungilah dia!"
Aku pergi menghubungi pendeta di Amuria itu.Maka kuceritakan kepadanya pengalamanku.
Katanya, "Tinggallah bersama kami!
Dengan petunjuknya, aku tinggal di sana sambil mengembala kambing dan sapi. Setelah guruku sudah dekat pula ajalnya, aku berkata kepadanya, "Guru sudah tahu urusanku. Maka kepada siapakah lagi aku akan anda percayai seandainya guru meninggal dan apakah yang harus kuperbuat?"
Katanya, "Hai, anakku! Setahuku tidak ada lagi di muka bumi ini orang yang berpegang teguh dengan agama yang murni seperti kami. Tetapi sudah hampir tiba masanya, di tanah Arab akan muncul seorang Nabi yang diutus Allah membawa agama Nabi Ibrahim.
Kemudian dia akan berpindah ke negeri yang banyak pohon kurma di sana, terletak antara dua bukit berbatu hitam. Nabi itu mempunyai ciri-ciri yang jelas.Dia mahu menerima dan memakan hadiah, tetapi tidak mahu menerima dan memakan sedekah.Di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian.Jika engkau sanggup pergilah ke negeri itu dan temuilah dia!"
Setelah pendeta Amuria itu wafat, aku masih tinggal di Amuria, sehingga pada suatu waktu segerombolan saudagar Arab dan kabilah "Kalb" lewat di sana. Aku berkata kepada mereka, "Jika kalian mahu membawaku ke negeri Arab, aku berikan kepada kalian semua sapi dan kambing-kambingku."
Jawab mereka, "Baiklah!Kami bawa engkau ke sana."
Maka kuberikan kepada mereka sapi dan kambing peliharaanku semuanya.Aku dibawanya bersama-sama mereka.Sesampainya kami di Wadil Qura aku ditipu oleh mereka.Aku dijual kepada seorang Yahudi.Maka dengan terpaksa aku pergi dengan Yahudi itu dan berkhidmat kepadanya sebagai hamba.Pada suatu hari anak saudara majikanku datang mengunjunginya, iaitu Yahudi Bani Quraizhah, lalu aku dibelinya daripada majikanku.
Aku berpindah ke Yastrib dengan majikanku yang baru ini. Di sana aku melihat banyak pohon kurma seperti yang diceritakan guruku, Pendeta Amuria. Aku yakin itulah kota yang dimaksud guruku itu. Aku tinggal di kota itu bersama majikanku yang baru.
Ketika itu Nabi yang baru diutus sudah muncul.Tetapi baginda masih berada di Makkah menyeru kaumnya.Namun begitu aku belum mendengar apa-apa tentang kehadiran serta da'wah yang baginda sebarkan kerana aku terlalu sibuk dengan tugasku sebagai hamba.
Tidak berapa lama kemudian, Rasulullah saw. berpindah ke Yastrib. Demi Allah! Ketika itu aku sedang berada di puncak pohon kurma melaksanakan tugas yang diperintahkan majikanku.Dan majikanku itu duduk di bawah pohon. Tiba-tiba datang anak saudaranya mengatakan, "Biar mampus Bani Qaiah!( kabilah Aus dan Khazraj) Demi Allah! Sekarang mereka berkumpul di Quba' menyambut kedatangan lelaki dari Makkah yang mendakwa dirinya Nabi."
Mendengar ucapannya itu badanku terasa panas dingin seperti demam, sehingga aku menggigil kerananya. Aku kuatir akan jatuh dan tubuhku akan menimpa majikanku. Aku segera turun dari puncak ponon, lalu bertanya kepada tamu itu, "Apa kabar anda?Cubalah khabarkan kembali kepadaku!"Majikanku marah dan memukulku seraya berkata, "Ini bukan urusanmu!Kerjakan tugasmu kembali!"
Keesokannya aku mengambil buah kurma seberapa banyak yang mampu kukumpulkan. Lalu kubawa ke hadapan Rasulullah saw..
Kataku "Aku tahu tuan orang soleh. Tuan datang bersama-sama sahabat tuan sebagai perantau. Inilah sedikit kurma dariku untuk sedekahkan kepada tuan. Aku lihat tuanlah yang lebih berhak menerimanya daripada yang lain-lain."Lalu aku hulurkan kurma itu ke hadapannya.
Baginda berkata kepada para sahabatnya, "silakan kalian makan,...!"Tetapi baginda tidak menyentuh sedikit pun makanan itu apalagi untuk memakannya.
Aku berkata dalam hati, "Inilah satu di antara ciri cirinya!"
Kemudian aku pergi meninggalkannya dan kukumpulkan pula sedikit demi sedikit kurma yang terdaya kukumpulkan. Ketika Rasulullah saw. pindah dari Quba' ke Madinah, kubawa kurma itu kepada baginda.
Kataku, "Aku lihat tuan tidak mahu memakan sedekah. Sekarang kubawakan sedikit kurma, sebagai hadiah untuk tuan."
Rasulullah saw. memakan buah kurma yang kuhadiahkan kepadanya. Dan baginda mempersilakan pula para sahabatnya makan bersama-sama dengannya.Kataku dalam hati, "ini ciri kedua!"
Kemudian kudatangi baginda di Baqi', ketika baginda menghantar jenazah sahabat baginda untuk dimakamkan di sana. Aku melihat baginda memakai dua helai kain. Setelah aku memberi salam kepada baginda, aku berjalan mengekorinya sambil melihat ke belakang baginda untuk melihat tanda kenabian yang dikatakan guruku.
Agaknya baginda mengetahui maksudku.Maka dijatuhkannya kain yang menyelimuti belakangnya, sehingga aku melihat dengan jelas tanda kenabiannya.
Barulah aku yakin, dia adalah Nabi yang baru diutus itu.Aku terus memeluk bagindanya, lalu kuciumi dia sambil menangis.
Tanya Rasulullah, "Bagaimana khabar Anda?"
Maka kuceritakan kepada beliau seluruh kisah pengalamanku.Beliau kagum dan menganjurkan supaya aku menceritakan pula pengalamanku itu kepada para sahabat baginda.Lalu kuceritakan pula kepada mereka.Mereka sangat kagum dan gembira mendengar kisah pengalamanku.
Berbahagilah Salman Al-Farisy yang telah berjuang mencari agama yang hak di setiap tempat.Berbahagialah Salman yang telah menemukan agama yang hak, lalu dia iman dengan agama itu dan memegang teguh agama yang diimaninya itu.Berbahagialah Salman pada hari kematiannya, dan pada hari dia dibangkitkan kembali kelak.
Salman sibuk bekerja sebagai hamba.Dan kerana inilah yang menyebabkan Salman terhalang mengikuti perang Badar dan Uhud. "Rasulullah saw. suatu hari bersabda kepadaku, "Mintalah kepada majikanmu untuk bebas, wahai Salman!" Maka majikanku membebaskan aku dengan tebusan 300 pohon kurma yang harus aku tanam untuknya dan 40 uqiyah.
Kemudian Rasulullah saw. mengumpulkan para sahabat dan bersabda, "Berilah bantuan kepada saudara kalian ini." Mereka pun membantuku dengan memberi pohon (tunas) kurma. Seorang sahabat ada yang memberiku 30 pohon, atau 20 pohon, ada yang 15 pohon, dan ada yang 10 pohon, setiap orang sahabat memberiku pohon kurma sesuai dengan kadar kemampuan mereka, sehingga terkumpul benar-benar 300 pohon.
Setelah terkumpul Rasulullah saw. bersabda kepadaku, "Berangkatlah wahai Salman dan tanamlah pohon kurma itu untuk majikanmu, jika telah selesai datanglah kemari aku akan meletakkannya di tanganku."
Aku pun menanamnya dengan dibantu para sahabat. Setelah selesai aku menghadap Rasulullah saw. dan memberitahukan perihalku, Kemudian Rasulullah saw. keluar bersamaku menuju kebun yang aku tanami itu. Kami dekatkan pohon (tunas) kurma itu kepada baginda dan Rasulullah saw. pun meletakkannya di tangan baginda. Maka, demi jiwa Salman yang berada di tanganNya, tidak ada sebatang pohon pun yang mati.
Untuk tebusan pohon kurma sudah dipenuhi, aku masih mempunyai tanggungan wang sebesar 40 uqiyah. Kemudian Rasulullah saw. membawa emas sebesar telur ayam hasil dari rampasan perang. Lantas baginda bersabda, "Apa yang telah dilakukan Salman al-Farisi?"
Kemudian aku dipanggil baginda, lalu baginda bersabda, "Ambillah emas ini, gunakan untuk melengkapi tebusanmu wahai Salman!"
"Wahai Rasulullah saw., bagaimana status emas ini bagiku? Soalku inginkan kepastian daripada baginda.
Rasulullah menjawab, "Ambil saja! Insya Allah, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberi kebaikan kepadanya." Kemudian aku menimbang emas itu.Demi jiwa Salman yang berada di tanganNya, berat ukuran emas itu 40 uqiyah.Kemudian aku penuhi tebusan yang harus aku serahkan kepada majikanku, dan aku dimerdekakan.
Setelah itu aku turut serta bersama Rasulullah saw. dalam perang Khandaq, dan sejak itu tidak ada satu peperangan yang tidak aku ikuti.'
(HR. Ahmad, 5/441; ath-Thabrani dalam al-Kabir(6/222); lbnu Sa'ad dalamath-Thabagat, 4/75; al-Balhaqi dalam al-kubra, 10/323).
MasyaAllah,Tabarakallah.,Maha suci Allah swt yang telah memandu seorang manusia kepada Rasul dan agamaNya.Sebenarnya,hidayah ni merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi manusia yang bergelar hamba seperti aku dan kawan-kawan semua.Tanpa hidayah..,hidup manusia akan tunggang-langgang dan semakin jauh dari Allah swt.Hidayah tidak akan datang bergolek kepada kita sume,.Hanya manusia yang benar-benar mencari dan sentiase mengharapkannye akan memperolehinye..Dan yang paling pentingg.!!Hidayah hanye datang kepada manusia yang dikehendaki oleh Allah swt,kerana hidayah adalah hak mutlaq Allah swt.,so,.inilah bukti KEAGUNGAN dan KEKUASAAN Allah swt kepada manusia,.Walau sehebat mane pun seseorang manusia itu,walau sealim mane pun seseorang manusia itu,walau sekaya mane pun seseorang manusia itu,Selagi mane dia bergelar manusia dan hamba,maka sudah pasti dia tak ade kudrat dan kemampuan nak bagi hidayah kepada manusia yang laen melainkan Allah swt,.Inilah hakikat yang sebenar,.tapii..sering dilupakan oleh manusia,.kadang2 aku rase sedih bile dengar orang kate macam nie.."Hisshh,!!jahil betul orang tue,pakailah tudung..da tua2 pun tak reti2 nak pakai tudung..ape nak jadi ntah,.lantak la ko.!!masukla neraka sorang2..!!!!#$%!!@#$^!%!!!(siap mencarut)"ni la antare ayat2 yang sering ak dengar.,bukan orang jahil agama cakap macam nie,tapi orang cerdik pandai agama yang selalu cakap macam ni,hmm...apelah salahnye,kalau kite bangun malam,,dan berdoa dengan sepenuh pengharapan kepada Allah swt agar orang itu diberi hidayah dan dibuka pintu hatinye untuk kembali kepada Agama serta taat dengan suruhan dan larangan Allah swt..bukankah itu lebih baik daripada kita saling mencaci dan mengutuk saudara yang seagama dengan kite,.Kita yang dah Islam dan tau pasal agama nie pun masih perlu berdoa agar sentiase dikurniakan hidayah oleh Allah swt..Semua manusia itu perlu kepada hidayah Allah swt.,tiade sebarang pengecualian,kerana,...tanpa hidayah,manusia semakin jauh daripada Allah swt...hmm...fikir-fikirkanlah ye..Contohilah Hazrat Salman Al-Farisi dalam kesungguhannye nak mengenal Allah swt dan Rasul saw..Asbab kesungguhannye itu,Allah swt telah kurniakan hidayah dan NUR ISLAM kepadanya,..Akhir kalam.,jangan jemu berdoa dan bermunajat kepada Allah swt agar kita sentiase hidup dengan hidayah dan petunjuk dari Allah swt......
Renung-renungkannn...!!dan selamat beramal!!da macam prof izi pulak..haha..
siru 'ala barakatillah..!!!!
siru 'ala barakatillah..!!!!